IDNBuzz.com – Film animasi Jumbo mencetak sejarah baru di industri perfilman Indonesia. Dalam 41 hari penayangannya, film produksi Visinema Pictures ini berhasil mengumpulkan 9.138.313 penonton, menjadikannya film Indonesia terlaris kedua sepanjang masa, menggeser Agak Laen ke posisi ketiga.
Capaian ini disampaikan oleh akun pemantau box office lokal, Cinepoint, pada Minggu (11/5/2025). Dalam unggahannya, Cinepoint menyebut Jumbo hanya terpaut sekitar 923 ribu penonton dari pemegang rekor pertama, yakni KKN di Desa Penari (2022) yang ditonton lebih dari 10 juta orang.
Ucapan Selamat dari Para Sineas
Kesuksesan Jumbo mendapat apresiasi dari sesama pelaku industri film. Sutradara Agak Laen, Muhadkly Acho, memberikan ucapan selamat melalui akun X (sebelumnya Twitter), seraya menyebut nama kreator Jumbo, Ryan Adriandhy, dengan hormat.
Ucapan serupa juga disampaikan Joko Anwar, yang saat ini juga tengah menayangkan film terbarunya, Pengepungan di Bukit Duri.
“Teruslah terbang tingiiii JUMBO! Congrats dan respect,” tulis Joko Anwar di akun media sosial X.com.
Tak hanya rekan-rekan sineas, warganet pun menunjukkan antusiasme mereka, mendorong Jumbo untuk menyalip KKN dan bahkan Avengers: Endgame (2019), yang masih memegang rekor film terlaris sepanjang masa di Indonesia dengan 10.976.338 penonton.
Strategi Emosional dan Komunikasi Berbasis Data
Keberhasilan Jumbo tak hanya lahir dari kualitas produksi, tetapi juga dari strategi pemasaran yang efektif.
Berdasarkan laporan Ipang Wahid Stratejik (IPWS), film ini mampu membentuk emosi kolektif di kalangan penonton. Dari total 24 ribu percakapan digital yang tercatat sejak 23 Maret hingga 18 April 2025, sebanyak 56,8 persen menunjukkan apresiasi positif terhadap film ini, dan hanya 3,4 persen yang bersentimen negatif.
“Jumbo istimewa karena bisa menyentuh banyak orang secara emosional. Kata kunci seperti nangis, anak, dan animasi muncul kuat di berbagai platform seperti TikTok, Instagram, dan X,” ujar Ipang Wahid, pendiri IPWS.
IPWS juga menyebut strategi promosi Jumbo berhasil merangkul komunitas kecil dan konten organik dari akun-akun seperti @donbukandonat dan @barengquran, yang menyebarkan narasi otentik tentang pengalaman menonton film ini.
Menurut IPWS, pendekatan pemasaran Jumbo dikenal sebagai kampanye “Tears & Tenderness”, yang menitikberatkan pada kejujuran emosional alih-alih sensasi. Strategi ini terbukti menjangkau berbagai segmen audiens, mulai dari anak-anak hingga orang tua, serta menyentuh nilai-nilai spiritual penonton Indonesia.
“Pendekatan ini tak hanya efektif untuk film ini, tapi juga bisa menjadi studi kasus penting bagi industri kreatif tanah air,” imbuh Ipang.
Akankah Jumbo Salip KKN di Desa Penari dan Avengers?
Melihat tren penonton yang masih tinggi dan antusiasme publik yang belum surut, banyak pihak memprediksi bahwa Jumbo berpotensi menggeser KKN di Desa Penari, bahkan menyalip Avengers: Endgame sebagai film dengan jumlah penonton terbanyak di Indonesia.
Dengan kekuatan narasi emosional, pendekatan pemasaran yang presisi, serta dukungan dari komunitas, Jumbo telah membuktikan bahwa film animasi lokal mampu bersaing di puncak box office, bukan hanya di level nasional, tetapi juga kawasan Asia Tenggara.